Pengikut

Rabu, 15 Oktober 2014

My Opinion about Kurikulum 2013



Dalam Kurikulum 2013 yang tergesa-gesa ini mengakibatkan kurangnya persiapan dalam penerapannya. Karena minimnya sosialisasi mengenai konsep kurikulum baru ini. Adanya pelatihan yang sangat singkat dan terlambatnya buku, sehingga dalam tingkat implementasi, banyak guru SD yang masih kesusahan dalam menerapkan Kurikulum 2013. Sehingga banyak masalah yang terjadi dalam penerapan Kurikulum 2013 ini.
Seharusnya sebelum menerapkan kurikulum 2013 ini, pemerintah sebaiknya mensosialisasikan terlebih dahulu kelemahan dan permasalahan dari kurikulum 2013. Sebaiknya harus diadakan pelatihan-pelatihan semua guru,  dengan jelas. Dalam pelatihannya guru dibekali apa itu Kurikulum 2013, bagaimana Kurikulum 2013, apa keuntungan dan kelemahanya. Seorang guru, seharusnya mengetahui itu terlebih dahulu supaya guru lebih jelas tentang Kurikulum 2013 dan dapat  memahaminya. Karena dalam Kurikulum 2013 guru dituntut aktif dan mempunyai keterampilan yang tinggi.
Berbagai masalah muncul ketika banyak sekolah mengeluh karena belum tersedianya buku paket untuk murid maupun pegangan guru. Masalah lainnya adalah minimnya kesiapan guru dalam menerapkan kurikulum ini karena banyak guru yang belum mendapat pelatihan. Hal itu menjadikan guru kebingungan dalam menerapkan dan mengajarkan Kurikulum 2013. Seperti buku pelajaran siswa belum tersedia seluruhnya. Akibatnya, murid dan orangtua murid menggandakan buku melalui fotokopi, membeli di toko buku, atau mengunduh dari internet. Selain itu, orangtua dan murid harus mengeluarkan biaya untuk mendapatkan bahan kurikulum 2013.
Kemudian, karena sebagian besar guru belum mendapatkan training kurikulum 2013. Dan sebagian kecil lainnya sudah mengikutinya, Meski yakin bisa mengajarkan materi pelajaran sebagaimana mengajar saat kurikulum sebelumnya, akan tetapi mereka merasa belum cukup mendapatkan materi kurikulum 2013 seutuhnya. Kualitas belajar mengajar di sekolah dikhawatirkan semakin rendah, karena guru tidak menguasai materi kurikulum 2013 sepenuhnya. Gurunya saja belum siap, bagaimana dengan muridnya?
Tidak hanya itu, guru juga mengeluhkan metode penilaian siswa yang dianggap memberatkan. Karena dalam pelatihannya tidak dijelaskan secara detail tentang bagaimana cara penilaian Kurikulum 2103.  Guru membuat penilaian dibuat dalam bentuk narasi untuk setiap siswa. Biasanya guru hanya memberikan dengan penilaian portofolio sudah cukup, dalam Kurikulum 2013 ini harus menilai secara detail.
Pada Kurikulum baru menampilkan mata pelajaran dari 10 menjadi 6 mata pelajaran saja tetapi dalam jumlah tatap muka menjadi bertambah sekitar 4 Jam Pelajaran /minggu. Yang menjadi  bahan perdebatan sampai saat ini yaitu mengenai bahasa asing dalam tingkatan sekolah dasar secara tersirat tidak diperbolehkan. Beberapa alasannya yaitu pada tahap sekolah dasar, pembentukan karakter harus diperkuat, dengan memperbanyak jam bahasa indonesia dan meniadakan bahasa asing diharapkan siswa lebih memiliki rasa kecintaan terhadap bangsa dan negara Indonesia. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana nasib guru bahasa asing yang mengajar di sekolah dasar dengan secara tersirat tidak memperbolehkan pembelajaran bahasa asing di Sekolah Dasar. Hal tersebut merugikan guru bahasa asing.
Sejumlah pendidik mengeluhkan kurikulum 2013 yang dianggap tidak sesuai dengan karakter siswa membuat siswa kesulitan dalam menyerap materi yang disampaikan. Penerapan kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memberi jawaban terhadap beberapa permasalahan yang melekat pada kurikulum 2006 atau lebih dikenal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.
Kurikulum yang baru ini bertujuan juga untuk mendorong peserta didik atau siswa, untuk mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang telah diperoleh atau diketahui setelah siswa menerima materi pembelajaran.
Sejumlah guru juga mengaku masih kesulitan beradaptasi dengan hal-hal teknis, khususnya terkait teknis pembelajaran. Menurutnya, karakter anak didik, khususnya di kelas 1 masih terbawa suasana PAUD. Hal tersebut menimbulkan kesulitan tersendiri pada guru untuk melaksanakan pembelajaran kurikulum baru.
Pada penerapan Kurikulum 2013 siswa diharuskan lebih aktif dan mandiri. Penerapan kurikulum 2013 ditekankan pada nilai-nilai yang berbasis tematik. Sehingga materi-materi yang diajarkan disesuaikan dengan tema yang ada. Para siswa kebanyakan masih belum dapat mandiri sepenuhnya, padahal adaptasi siswa dengan hal yang baru membutuhkan waktu.
Berbeda dengan kurikulum lama yang tidak berbasis tematik, ada materi khusus mengenai baca tulis, sehingga perkembangan anak dalam hal baca tulis dapat terlihat jelas. Saat ini materi itu tidak ada. Untuk kurikulum 2013 sendiri, materi baca tulis tidak diajarkan secara khusus, karena materi yang diajarkan disesuaikan dengan tema.
Kurikulum 2013 ini menurut saya kurang cocok untuk anak SD, karena anak kecil belum begitu paham dengan pembelajaran tematik. Anak SD cenderung paham dengan pelajaran yang terpisah-pisah. Sedangkan dalam Kurikulum 2013 ini pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang mengaitkan mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lainnya. Untuk anak SD mungkin merasa kesulitan, dengan pembelajaran tematik tersebut yang dicampur, siswa akan susah mencerna dari pembelajaran. Misal pembelajaran Bahasa Indonesia dengan IPA, siswa akan kebingungan membedakan mana yang pelajaran Bahasa Indonesia dan mana yang pelajaran IPA. Misal dikelas rendah seharusnya masih diajarkan baca tulis, akan tetapi pada Kurikulum 2013 ini, siswa diminta untuk melaksanakan perintah yang ada di buku siswa. Karena sudah tidak lagi diajarkan baca tulis secara khusus. Sehingga siswa harus dituntut aktif dan kreatif dalam pembelajaran tematik yang menuntut siswa berpikir tentang kaitan antara pelajaran yang satu dengan yang lainnya dan bisa menghubungkannya.
Memang Kurikulum harus bisa menjawab tantangan zaman. Akan tetapi bukan berarti hari ini sudah dikonsep, bisa langsung jalan. Semua itu butuh proses. Tidak semudah itu menerapkan Kurikulum 2013 dalam waktu yang cepat, terbukti dari belum siapnya buku dan ketidaksiapan guru karena terkesan mendadak.
Konsep Kurikulum 2013 ini sebenarnya bagus, untuk perbaikan-perbaikan masalah pendidikan,  akan tetapi perlu persiapan secara matang untuk menerapkan kurikulum baru itu pada sekolah, karena pelaksanaannya tidak bisa sekaligus, harus bertahap. Jika sekolah telah mendapatkan pelatihan tentang Kurikulum 2103 yang cukup dan dapat melakukan persiapan yang matang untuk mengahdapi Kurikulum 2013, ketika kurikulum tersebut diberlakukan maka tinggal jalan saja sambil melakukan pembenahan.
Jadi, perlu proses dan persiapan yang matang untuk melaksanakan kurikulum 2013 secara menyeluruh dan juga pemerintah perlu melaksanakan persiapan untuk melaksanakan kurikulum 2013, diantaranya mensosialisasikan secara menyeluruh tentang Kurikulum 2013 sampai teknik penilaiannya supaya guru paham tentang Kurikulum 2013, bisa menerapkannya pada anak didiknya dan mencetak buku, apabila buku siap, guru tinggal menggunakan buku tersebut sebagai pegangannya dan dapat aktif serta kreatif dalam mengembangkan pembelajarannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar